Source: ANTARA |
KEDIRITERKINI.ID-Sumatera Utara (Sumut) dikenal sebagai salah satu provinsi yang kaya akan sumber daya alam (SDA) melimpah, mencakup tambang, perikanan, pariwisata, pertanian, dan perkebunan. Dengan ibu kota di Medan, Sumut memiliki berbagai daya tarik alam, salah satunya Danau Toba, yang merupakan salah satu destinasi wisata unggulan.
Selain itu, Sumut juga memiliki potensi tambang yang besar, seperti minyak bumi, panas bumi, batu bara, dan emas. Di sisi lain, wilayah perairan Sumut, baik di pantai timur maupun Samudra Hindia di sisi barat, menyimpan potensi perikanan yang diperkirakan mencapai ratusan ribu ton per tahun. Di sektor pertanian, provinsi ini merupakan penghasil sayuran dan buah-buahan yang dipasarkan hingga ke berbagai daerah. Sentra pertanian di antaranya berpusat di Tanah Karo.
Sementara itu, perkebunan di Sumatera Utara sangat mendukung perekonomian provinsi ini. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), luas areal perkebunan di Sumut mencapai 1,9 juta hektare, atau sekitar 27,89 persen dari total luas wilayah. Komoditas yang dihasilkan meliputi sawit, karet, kopi, kakao, tembakau, dan kelapa, dengan total produksi mencapai lebih dari 4,4 juta ton.
Mengenal Kopi Sumatera Utara
Salah satu kebanggaan Sumatera Utara adalah kopinya yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Berdasarkan data BPS, antara 2010 hingga 2019, Sumut menyumbang sekitar 72 ribu ton kopi ke produksi nasional. Sebagian besar berupa kopi arabika dengan produksi mencapai 63 ribu ton, dan sisanya adalah kopi robusta.
Beberapa daerah di Sumut sangat cocok untuk budidaya kopi, termasuk Tapanuli Selatan, Mandailing Natal, Simalungun, Dairi, Karo, Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Humbang Hasundutan. Kopi-kopi dari Sumut, seperti Sidikalang, Mandailing, Sipirok, Tarutung, dan Lintong, terkenal di pasar domestik maupun internasional karena cita rasanya yang khas dan beragam.
Kopi Sidikalang, misalnya, berasal dari daerah Sidikalang di Dairi. Kopi ini tumbuh di kawasan Bukit Barisan yang sejuk, pada ketinggian sekitar 1.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Sidikalang terkenal dengan tekstur lembut dan aroma yang tidak terlalu kuat, cocok untuk pecinta kopi ringan.
Kopi Mandailing, yang ditanam di ketinggian 1.200 mdpl, diakui sebagai salah satu kopi terbaik di dunia. Memiliki tingkat keasaman rendah dan kekentalan tinggi, kopi ini sering menjadi pilihan utama di pagi hari. Sementara itu, Kopi Sipirok dari Tapanuli Selatan didominasi rasa rempah yang khas. Kopi Lintong, yang berasal dari Lintong Nihuta di Tapanuli Utara, juga memiliki karakteristik unik dengan tekstur lembut dan aroma tajam.
Dengan berbagai jenis kopi unggulan, Sumatera Utara memiliki potensi besar untuk terus bersaing di pasar kopi internasional. Pada Juli 2024, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melepas 10 kontainer kopi dari Sumut senilai 1,48 juta dolar AS atau sekitar Rp 24,2 miliar untuk diekspor ke Amerika Serikat, yang menunjukkan daya tarik kopi Sumut di pasar global.
Meningkatkan Daya Saing Kopi Sumut
Daya saing kopi Sumatera Utara terus ditingkatkan melalui berbagai program pengembangan, termasuk peningkatan kualitas pengolahan dan sertifikasi organik. Pemerintah Sumut bekerja sama dengan lembaga swasta untuk membantu para petani meningkatkan keterampilan dan pengetahuan dalam budidaya kopi. Selain itu, berbagai kesempatan digunakan untuk mempromosikan kopi Sumut, seperti pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024, yang berlangsung di Sumut dan Aceh.
Acara PON ini dimanfaatkan oleh pemerintah untuk memperkenalkan kopi unggulan kepada para pengunjung yang datang ke Sumatera Utara. Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Sumatera Utara, Naslindo Sirait, menyatakan, "Menikmati kopi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari dan gaya hidup masyarakat. Keharuman dan kenikmatan kopi bisa memberikan semangat dalam merayakan PON yang sedang berlangsung di daerah kita."
Untuk menyemarakkan PON 2024, pemerintah mengadakan acara "Kopiforia", yang bertujuan membuka peluang ekonomi besar bagi pelaku UMKM, memberikan literasi mulai dari petani hingga barista, serta mempromosikan produk kopi unggulan. Acara ini juga dilengkapi dengan kompetisi meracik kopi V60, sebuah metode penyeduhan kopi yang populer di kalangan pecinta kopi.
Bima, juara lomba V60 selama Kopiforia, mengatakan, "Meracik kopi banyak metodenya, makin ke sini aroma kopi sudah beragam, di acara ini ada lomba battle V60 di mana kopi diseduh secara manual menggunakan alat yang bernama V60 dan menggunakan filter untuk menyaring serbuk kopinya."
Kopi Sumut, khususnya Kopi Sidikalang, tetap menjadi favorit. Bima juga menambahkan bahwa rasa kopi bisa berbeda tergantung tangan peracik kopi. "Setiap hari kopi semakin berkembang, jadi kesulitannya juga harus mengikuti perkembangan metode atau teknik membuat kopi agar nantinya bisa lebih enak disajikan, karena beda tangan beda rasa," katanya.
Dengan begitu, menikmati secangkir kopi di Sumatera Utara tidak hanya tentang menikmati minuman berkualitas, tetapi juga menyelami kekayaan alam dan budaya yang menjadi bagian dari setiap cangkir.