Gpr9BSriGpO6TfC8TSr7GSGlBA==

Pakar Anjurkan Pemerintah Lakukan Penyelidikan Epidemiologis Kasus Gondongan dan Cacar Air

Pakar Anjurkan Pemerintah Lakukan Penyelidikan Epidemiologis Kasus Gondongan dan Cacar Air
Ilustrasi - cacar air. (Dok. ANTARA)

Jakarta, KediriTerkini.id - Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-UI), Prof. Tjandra Yoga Aditama, menyarankan agar pemerintah melakukan Penyelidikan Epidemiologis (PE) untuk meneliti penyebab lonjakan kasus penyakit gondongan dan cacar air yang terjadi secara bersamaan.

Langkah ini dinilai penting untuk memahami lebih jauh faktor penyebab serta pola penyebaran kedua penyakit tersebut di beberapa wilayah di Indonesia.

“Yang amat perlu diwaspadai adalah kalau memang benar ada peningkatan dua penyakit sekaligus di berbagai daerah di Indonesia,” kata Prof. Tjandra kepada ANTARA di Jakarta, Sabtu.

Menurut Prof. Tjandra, adanya laporan terkait kasus gondongan dan cacar air yang bersamaan pada anak-anak di salah satu sekolah di Tangerang Selatan, dapat menjadi indikasi penting yang perlu segera dianalisis lebih lanjut.

Dengan melakukan PE, pemerintah bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai situasi yang terjadi di lapangan dan faktor-faktor apa saja yang mungkin memicu penyebaran penyakit ini.

Prof. Tjandra menekankan bahwa gondongan dan cacar air memiliki perbedaan dalam penyebab dan bagian tubuh yang diserang.

Namun, keduanya memiliki beberapa kesamaan yang perlu diperhatikan, terutama dalam hal menyerang anak-anak dan memicu demam yang sangat menular.

Walaupun demikian, kedua penyakit ini umumnya ringan dan bisa sembuh dalam beberapa hari.

“Amat jarang sekali penyakit berkembang menjadi berat dan mengancam kesehatan. Kemudian tersedia vaksin untuk kedua penyakit ini, yang tentunya tersedia di berbagai fasilitas pelayanan kesehatan di negara kita, walau memang bukan atau belum masuk program nasional program pengembangan imunisasi,” kata Prof. Tjandra.

Selain melakukan PE, pemerintah juga disarankan untuk memverifikasi apakah benar ada peningkatan kasus di berbagai daerah.

Hal ini perlu dilakukan untuk melihat apakah terdapat perubahan pola penyakit atau peningkatan sensitivitas surveilans.

Jika sudah ada bukti konkret mengenai beban penyakit (burden of diseases) dari kedua kasus ini, Prof. Tjandra mengusulkan agar pemerintah segera menginformasikannya kepada publik untuk menjaga kewaspadaan dan ketenangan masyarakat.

Selain itu, anak-anak yang menunjukkan gejala harus segera mendapat penanganan yang tepat di fasilitas kesehatan.

“Pemerintah perlu memastikan situasi yang terjadi dan segera melakukan penanggulangannya,” ujar Prof. Tjandra.

Beliau juga mengingatkan orang tua untuk waspada terhadap gejala kedua penyakit ini pada anak-anak, dan segera membawa mereka ke layanan kesehatan jika menunjukkan tanda-tanda yang mencurigakan.

Sementara itu, pihak sekolah juga dianjurkan untuk tetap waspada. Jika ditemukan kasus serupa di lingkungan sekolah, pengelola diharapkan segera berkoordinasi dengan puskesmas atau tenaga kesehatan setempat.

“Semoga masalah dua penyakit yang ada sekarang ini segera dapat diatasi dengan baik, apalagi ini terjadi pada 100 hari pertama pemerintah baru kita sekarang ini,” tambah Prof. Tjandra, yang pernah menjabat sebagai Direktur Penyakit Menular WHO untuk Asia Tenggara.

Sebelumnya, beredar kabar di media sosial bahwa puluhan siswa di SMPN 8 Tangerang Selatan terkena cacar air.

Situasi ini memaksa pihak sekolah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh selama dua minggu guna mencegah penularan lebih lanjut.

Sebagai langkah pencegahan tambahan, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengumumkan akan segera menerbitkan Surat Edaran terkait kewaspadaan terhadap penyakit cacar air (Varicella) dan gondongan (Mumps) di lingkungan pendidikan dan masyarakat.

Advertisement
Advertisement
Advertisement